Rabu, 31 Mei 2017

Perbedaan Naskah Film dan Naskah Drama


Perbedaan Naskah Film dan Naskah Drama
Cahya Surya Harsakya.





Diskripsi sebuah naskah menurut kamus besar bahasa Indonesia
Skenario adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yg tertulis secara terperinci.  Skenario, adegan layar (screenplay) atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra.



NASKAH DRAMA

NASKAH FILM
Ruang lingkup  
Lebih singkat hanya dalam 1 ruang dan waktu
Lebih kompleks dan rumit terdiri dari banyak ruang, tempat  dan waktu. Termasuk kompleksitas alur.
lingkup cerita/ alur
drama terjadi dalam waktu riil; bukan berarti ceritanya nyata, tetapi penampilannya sebenarnya dilakukan secara langsung dan dengan demikian segala sesuatu yang terjadi di atas panggung bisa terjadi di belakang panggung juga.

film bisa memiliki 70 adegan pada 70 lokasi dengan ratusan peran (dengan latar belakang yang ekstra, dll). Lain dengan drama yang hanya terjadi di satu panggung.
Ruang lingkup film luasmencakupberbagai tempat, area dan setting.


Actor (pemeranan)
lingkup drama biasanya kecil, disertai dengan satu cerita inti dengan beberapa aktor yang cukup untuk menampilkannya. Karena drama dilakukan pada waktu yang riil, setiap malam pertunjukan, naskah drama anda tidak harus mencakup peran-peran yang memerlukan aktor tambahan untuk hanya satu adegan.
Dalam sebuah drama, anda harus menyewa aktor untuk memainkan peran itu dengan latihan berminggu-minggu dan setiap malam pertunjukan. Begitu banyak drama dengan berbagai karakter tambahan yang sering memiliki satu atau lebih pemeran ensemble untuk bermain pada bagian peran yang kecil.
Dalam film,seorang aktor hanya mungkin bermain pada satu adegan Misalnya, penjual hot dog di taman. Dia hanya memiliki satu atau dua hari untuk dipekerjakan, merekam adegan, dan lain sebagainya. Ini menghemat uang untuk penyewaan bakat, serta menghemat ruang di belakang panggung.
Semua aktor dalam film tidak harus ada pada waktu yang sama; aktor bermain pada sebuah panggung yang disediakan. Sementara dalam drama juga dapat memiliki banyak sekali adegan, paling selebihnya hanya terbatas pada beberapa set inti, karena setiap kali ada perubahan lokasi, satu kru harus benar-benar berjalan dan memindahkan latar pemandangan

Format cerita
Beberapa drama yang lebih tradisional akan ditulis dalam tiga babak, membuat setiap peran harus memiliki satu set baru (lokasi baru).

 Sedangkan untuk sebuah naskah film, mudah sekali melompat ke lokasi lain (dan kembali dalam adegan yang sama) karena mereka akan direkam pada hari yang berbeda di berbagai tempat.

dialog
Kisah dalam naskah drama diceritakan dalam dialog. Ini adalah aturan yang tidak tertulis pada teater dimana banyak sutradara dan para aktor memilih arahan di panggung sebagai saran saja. Dialog, bagaimanapun juga, diatur baku. Dengan demikian, babak pada drama akan menggerakkan cerita melalui dialog.
Film bukan hanya menceritakan apa yang akan terjadi ketika mereka tidak berbicara,  film dilukiskan dengan gambar. Hal ini membawa kita pada dialog.
Naskah
Naskah drama cenderung untuk tetap bertahan pada sebuah adegan yang lebih lama dari sebuah film untuk alasan tersebut.
Drama adalah pengendali dialog. Anda akan melihat pada naskah drama, dialog sangat jauh melebihi arahan di panggung. Format ceritanya sudah mencerminkan hal ini. Dialog dalam drama diberikan dengan batas yang lebih luas,  sementara aksi (atau arahan panggung diberikan dengan batas yang kecil---kebalikan dari spesifikasi naskah film).

naskah film memiliki keseimbangan yang lebih besar antara dialog dan juga aksi (dan aksi yang kadang-kadang jumlahnya benar-benar lebih banyak); ini karena film adalam sebuah media visual. Anda akan mendapatkan kedekatan dan gambar pemandangan yang lebar yang tidak bisa anda dapatkan di atas panggung. Dengan demikian,  naskah film menekankan pada penggambaran visual.


Dalam menulis naskah skenario drama teater ataupun film, seorang penulis dituntut mampu menerjemahkan setiap kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi oleh format pandang panggung ataupun  layar bioskop atau televisi, oleh karena itu kreativitas sangat penting dalam proses penulisan.
Kreativitas dan gagasan segar sangat dibutuhkan selama menyusun ide cerita menjadi naskah skenariobaik pementasan drama ataupun film. Dengan adanya kreativitas dan gagasan-gagasan baru tersebut diharapkan akan muncul cerita-cerita film yang beragam, dan tidak monoton.
Semakin berkembangnya dunia hiburan, kebutuhan naskah skenario semakin besar. Bukan hanya naskah untuk film saja, namun juga naskah skenario untuk berbagai acara televisi, termasuk iklan.



Sumber;
Kanus Besar Bahasa Indonesia 2010.
RMA.Harymawan . Dramaturgi. 1988.  Rosdakarya: Jakarta.
Patz,Deborah S.; Film Production 101: The Ultimate Guide For Film and Television Production Management And Coordination, Michael Wiese Production.
Naratama, 2004; Menjadi Sutradara Televisi. Grasindo:Jakarta.
 Fred Wibowo, 2007,teknik Produksi Program TV. Pinus;Jakarta.
Elizabeth Lutters,2004. Kunci sukses menulis skenario. Grasindo : Jakarta.
Anton Mabruri KN.2005. Manajemen Produksi Program Acara TV (format acara drama).Grasindo : Jakarta. 
Anton Mabruri KN.2005. Manajemen Produksi Program Acara TV (format acara Non – drama, News dan Sport).Grasindo : Jakarta.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Festival Keraton Nusantara 2019 Luwu Palopo

   Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII tahun 2019 Tana Luwu . Festival Keraton Nusantara atau FKN adalah sebuah pameran...