KOMPLEKSITAS STRUKTUR DRAMATIK
DALAM FILM
Dalam buku The Art of Dramatic Writing (1977),
Lajos Egri mengatakan:
“Semua mempunyai
tujuan dan pesan. Setiap detik dalam kehidupan kita adalah sebuah pesan, sadar
atau tidak. Pesan mungkin bisa sangat sederhana seperti halnya bernapas atau
sebuah keputusan emosional yang sulit, tetapi selalu ada. Sebuah film yang
bagus harus mempunyai formula pesan. Tidak ada ide atau gagasan atau sebuah situasi,
tidaklah cukup untuk membawa kesimpulan yang masuk akal tanpa sebuah pesan yang
jelas.” Sebuah pesan yang
bagus berasal dari emosi -cinta, kebencian, cemburu, takut, keberanian, nafsu,
dll— dan mengelilingi karakter, konflik, dan penyelesaian.
Pembuatan scenario sebuah
film didasarkan pada pembentukan struktur dramatic di dalamnya. Semakin kompleks
permasalahan yang ada di dalam film tersebut, maka akan semakin menarik alur
cerita film yang akan menimbulkan keingintahuan penikmat dan penonton film.
Penyiapan kondisi
penonton dilakukan pada babak I. Pada babak II berlangsung cerita yang
sebenarnya. Dan pada babak III disediakan kesempatan bagi penonton memantapkan
pemahaman final dan menarik kesimpulan.
Bagan Struktur
Dramatik H. Misbach
Yusa Biran
BABAK I
Babak ini ada yang menamakan sebagai ”Opening”
atau ”Persiapan” dan sebagainya. Tugas rekayasa yang dilakukan oleh penulis
skenario pada babak ini adalah:
- Membuat
penonton secepatnya memfokuskan perhatian kepada film.
- Membuat
penonton bersimpati pada protagonis.
- Membuat
penonton mengetahui apa problem utama protagonis.
BABAK II
Pada babak ini berlangsung cerita yang
sesungguhnya. Disinilah cerita betul-betul dimulai dan berjalan hingga akhir.
Babak II ini berisi:
- Point
of attack
- Jalan
cerita
- Protagonis
terseok-seok
- Klimaks
BABAK III
Pada babak III ini cerita sudah ada kepastian
berakhir sebagai happy end atau unhappy end, dan disini penonton diberi
kesempatan meresapi kegembiraan yang ditimbulkan oleh happy end, atau rasa
sedih yang ditimbulkan oleh unhappy end. Juga memantapkan kesimpulan atau isi
cerita.
A Crash Course in Screenwriting by
David Griffith:
Film pendek kurang lebih memiliki konflik
seperti feature film dan mempunyai struktur yang hampir sama. Strukturnya
adalah sebagai berikut:
- Pengenalan
karakter dan setting (keadaan).
- Apa
yang diinginkan karakter utama.
- Bagaimana
tokoh memperoleh apa yang diinginkan
- Set-backs
– Karena tokoh tidak sadar atau tidak berinisiatif apa yang sebenarnya
diinginkan, tokoh biasanya akan mengambil jalan yang salah. Inilah yang
membawa tokoh utama ke dalam konflik dengan orang lain yang tidak menyukai
apakah yang tokoh utama lakukan atau jalan tokoh utama tempuh.
- Konflik
– Argumentasi dan perdebatan menjadi lebih dan semakin hangat sampai
terlihat seolah-olah tokoh utama akan kalah.
- Perjuangan
Akhir – Tokoh utama mengeluarkan segenap kemampuan dan usahanya untuk
mencapai tujuannya.
- Akhir
– tokoh utama menemukan bahwa apa yang dipikirkannya tentang keinginannya
di awal cerita hanyalah bagian dari sebuah kenyataan.
Gustav Freytag 1863 menggambarkan struktur dramatic
mengikuti elemen – elemen yang menempatkan dalam adegan – adegan sesuai lakon
dan laku dramatic yang dikandungnya. Struktur Freytag dikenal dengan sebutan
piramida Freytag atau Freytag’s pyramid (setfanie Lethbridge dan Jarmila
Mildorf, 1880). Dalam Gambar dijelaskan bahwa alur lakon dari awal sampai akhir
melalui bagian – bagian tertentu .
Dalam cerita konvensional, struktur dramatik
yang dipergunakan adalah struktur dramatik Aristoteles. Bagian-bagian dari
struktur tersebut adalah: (Sumardjo dan Saini, 1986: 142-143):
a)
Eksposisi :Eksposisi adalah
bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Bagian ini memberikan
penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan untuk dapat
memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti tokoh cerita, masalah,
tempat dan waktu, dan sebagainya.
b)
Komplikasi :Bagian ini sering
disebut juga penggawatan. Komplikasi merupakan lanjutan dari eksposisi dan
peningkatan daripadanya. Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil
prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu
tidak pasti sehingga timbullah kegawatan.
c)
Klimaks :Komplikasi kemudian
disusul klimaks. Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk
melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam cerita.
d)
Resolusi :Dalam resolusi semua
masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa tokoh terpecahkan.
e)
Konklusi :Dalam bagian ini nasib
tokoh cerita sudah pasti. Konklusi merupakan akhir cerita.
Bagan Struktur turning point.
BERSAMBUNG.................................................
Untuk menjaga perhatian penonton memang tidak mudah. selalu ada dinamika dan kopleksitas dalam mengemas struktur dramatic cerita filmnya. Artikel ini memberikan pencerahan kepada orang-orang film bahwa Struktur 3 Babak mengalami pengembangan-pengembangan demi menjaga perhatian penontonnya. Trims.
BalasHapusUntuk menjaga perhatian penonton memang tidak mudah. selalu ada dinamika dan kopleksitas dalam mengemas struktur dramatic cerita filmnya. Artikel ini memberikan pencerahan kepada orang-orang film bahwa Struktur 3 Babak mengalami pengembangan-pengembangan demi menjaga perhatian penontonnya. Trims.
BalasHapus