Minggu, 25 Desember 2016

KOMPLEKSITAS STRUKTUR DRAMATIK DALAM FILM


KOMPLEKSITAS STRUKTUR DRAMATIK DALAM FILM

Dalam buku The Art of Dramatic Writing (1977), Lajos Egri mengatakan:
“Semua mempunyai tujuan dan pesan. Setiap detik dalam kehidupan kita adalah sebuah pesan, sadar atau tidak. Pesan mungkin bisa sangat sederhana seperti halnya bernapas atau sebuah keputusan emosional yang sulit, tetapi selalu ada. Sebuah film yang bagus harus mempunyai formula pesan. Tidak ada ide atau gagasan atau sebuah situasi, tidaklah cukup untuk membawa kesimpulan yang masuk akal tanpa sebuah pesan yang jelas.” Sebuah pesan yang bagus berasal dari emosi -cinta, kebencian, cemburu, takut, keberanian, nafsu, dll— dan mengelilingi karakter, konflik, dan penyelesaian.
Pembuatan scenario sebuah film didasarkan pada pembentukan struktur dramatic di dalamnya. Semakin kompleks permasalahan yang ada di dalam film tersebut, maka akan semakin menarik alur cerita film yang akan menimbulkan keingintahuan penikmat dan penonton film.  
Penyiapan kondisi penonton dilakukan pada babak I. Pada babak II berlangsung cerita yang sebenarnya. Dan pada babak III disediakan kesempatan bagi penonton memantapkan pemahaman final dan menarik kesimpulan.

 

Bagan Struktur Dramatik H. Misbach Yusa Biran

BABAK I
Babak ini ada yang menamakan sebagai ”Opening” atau ”Persiapan” dan sebagainya. Tugas rekayasa yang dilakukan oleh penulis skenario pada babak ini adalah:
  1. Membuat penonton secepatnya memfokuskan perhatian kepada film.
  2. Membuat penonton bersimpati pada protagonis.
  3. Membuat penonton mengetahui apa problem utama protagonis.

BABAK II
Pada babak ini berlangsung cerita yang sesungguhnya. Disinilah cerita betul-betul dimulai dan berjalan hingga akhir. Babak II ini berisi:
  1. Point of attack
  2. Jalan cerita
  3. Protagonis terseok-seok
  4. Klimaks

BABAK III
Pada babak III ini cerita sudah ada kepastian berakhir sebagai happy end atau unhappy end, dan disini penonton diberi kesempatan meresapi kegembiraan yang ditimbulkan oleh happy end, atau rasa sedih yang ditimbulkan oleh unhappy end. Juga memantapkan kesimpulan atau isi cerita.

 A Crash Course in Screenwriting by David Griffith:
Film pendek kurang lebih memiliki konflik seperti feature film dan mempunyai struktur yang hampir sama. Strukturnya adalah sebagai berikut:
  1. Pengenalan karakter dan setting (keadaan).
  2. Apa yang diinginkan karakter utama.
  3. Bagaimana tokoh memperoleh apa yang diinginkan
  4. Set-backs – Karena tokoh tidak sadar atau tidak berinisiatif apa yang sebenarnya diinginkan, tokoh biasanya akan mengambil jalan yang salah. Inilah yang membawa tokoh utama ke dalam konflik dengan orang lain yang tidak menyukai apakah yang tokoh utama lakukan atau jalan tokoh utama tempuh.
  5. Konflik – Argumentasi dan perdebatan menjadi lebih dan semakin hangat sampai terlihat seolah-olah tokoh utama akan kalah.
  6. Perjuangan Akhir – Tokoh utama mengeluarkan segenap kemampuan dan usahanya untuk mencapai tujuannya.
  7. Akhir – tokoh utama menemukan bahwa apa yang dipikirkannya tentang keinginannya di awal cerita hanyalah bagian dari sebuah kenyataan.

   Gustav Freytag 1863 menggambarkan struktur dramatic mengikuti elemen – elemen yang menempatkan dalam adegan – adegan sesuai lakon dan laku dramatic yang dikandungnya. Struktur Freytag dikenal dengan sebutan piramida Freytag atau Freytag’s pyramid (setfanie Lethbridge dan Jarmila Mildorf, 1880). Dalam Gambar dijelaskan bahwa alur lakon dari awal sampai akhir melalui bagian – bagian tertentu .


 Dalam cerita konvensional, struktur dramatik yang dipergunakan adalah struktur dramatik Aristoteles. Bagian-bagian dari struktur tersebut adalah: (Sumardjo dan Saini, 1986: 142-143):
a)      Eksposisi :Eksposisi adalah bagian awal atau pembukaan dari suatu karya sastra drama. Bagian ini memberikan penjelasan atau keterangan mengenai berbagai hal yang diperlukan untuk dapat memahami peristiwa berikutnya dalam cerita, seperti tokoh cerita, masalah, tempat dan waktu, dan sebagainya.
b)      Komplikasi :Bagian ini sering disebut juga penggawatan. Komplikasi merupakan lanjutan dari eksposisi dan peningkatan daripadanya. Dalam bagian ini salah seorang tokoh cerita mulai mengambil prakarsa untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi hasil dari prakarsa itu tidak pasti sehingga timbullah kegawatan.
c)      Klimaks :Komplikasi kemudian disusul klimaks. Dalam bagian ini pihak-pihak yang berlawanan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan nasib tokoh dalam cerita.
d)     Resolusi :Dalam resolusi semua masalah yang ditimbulkan oleh prakarsa tokoh terpecahkan.
e)      Konklusi :Dalam bagian ini nasib tokoh cerita sudah pasti. Konklusi merupakan akhir cerita.




Bagan Struktur turning point.







BERSAMBUNG.................................................

2 komentar:

  1. Untuk menjaga perhatian penonton memang tidak mudah. selalu ada dinamika dan kopleksitas dalam mengemas struktur dramatic cerita filmnya. Artikel ini memberikan pencerahan kepada orang-orang film bahwa Struktur 3 Babak mengalami pengembangan-pengembangan demi menjaga perhatian penontonnya. Trims.

    BalasHapus
  2. Untuk menjaga perhatian penonton memang tidak mudah. selalu ada dinamika dan kopleksitas dalam mengemas struktur dramatic cerita filmnya. Artikel ini memberikan pencerahan kepada orang-orang film bahwa Struktur 3 Babak mengalami pengembangan-pengembangan demi menjaga perhatian penontonnya. Trims.

    BalasHapus

Festival Keraton Nusantara 2019 Luwu Palopo

   Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII tahun 2019 Tana Luwu . Festival Keraton Nusantara atau FKN adalah sebuah pameran...