Perbedaan
Naskah Film dan Naskah Drama
Cahya
Surya Harsakya.
Diskripsi
sebuah naskah menurut kamus besar bahasa Indonesia
Skenario adalah rencana lakon sandiwara atau film
berupa adegan demi adegan yg tertulis secara terperinci. Skenario, adegan layar (screenplay) atau naskah
film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario
dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang
sudah ada seperti hasil sastra.
NASKAH DRAMA
|
NASKAH FILM
|
|
Ruang
lingkup
|
Lebih singkat hanya dalam 1 ruang
dan waktu
|
Lebih kompleks dan rumit terdiri
dari banyak ruang, tempat dan waktu. Termasuk
kompleksitas alur.
|
lingkup cerita/ alur
|
drama terjadi dalam waktu riil; bukan
berarti ceritanya nyata, tetapi penampilannya sebenarnya dilakukan secara
langsung dan dengan demikian segala sesuatu yang terjadi di atas panggung
bisa terjadi di belakang panggung juga.
|
film bisa memiliki 70 adegan pada 70 lokasi dengan ratusan peran
(dengan latar belakang yang ekstra, dll). Lain dengan drama yang hanya
terjadi di satu panggung.
Ruang lingkup film luasmencakupberbagai tempat, area dan setting.
|
Actor (pemeranan)
|
lingkup drama biasanya kecil, disertai
dengan satu cerita inti dengan beberapa aktor yang cukup untuk
menampilkannya. Karena drama dilakukan pada waktu yang riil, setiap malam
pertunjukan, naskah drama anda tidak harus mencakup peran-peran yang
memerlukan aktor tambahan untuk hanya satu adegan.
Dalam sebuah drama, anda harus menyewa
aktor untuk memainkan peran itu dengan latihan berminggu-minggu dan setiap
malam pertunjukan. Begitu banyak drama dengan berbagai karakter tambahan yang
sering memiliki satu atau lebih pemeran ensemble untuk bermain pada
bagian peran yang kecil.
|
Dalam film,seorang aktor hanya mungkin bermain pada satu adegan
Misalnya, penjual hot dog di taman. Dia hanya memiliki satu atau dua hari
untuk dipekerjakan, merekam adegan, dan lain sebagainya. Ini menghemat uang
untuk penyewaan bakat, serta menghemat ruang di belakang panggung.
Semua aktor dalam film tidak harus ada pada waktu yang sama; aktor
bermain pada sebuah panggung yang disediakan. Sementara dalam drama juga
dapat memiliki banyak sekali adegan, paling selebihnya hanya terbatas pada
beberapa set inti, karena setiap kali ada perubahan lokasi, satu kru harus
benar-benar berjalan dan memindahkan latar pemandangan
|
Format cerita
|
Beberapa drama yang lebih tradisional
akan ditulis dalam tiga babak, membuat setiap peran harus memiliki satu set
baru (lokasi baru).
|
Sedangkan untuk sebuah naskah film, mudah sekali melompat ke
lokasi lain (dan kembali dalam adegan yang sama) karena mereka akan direkam
pada hari yang berbeda di berbagai tempat.
|
dialog
|
Kisah dalam naskah drama diceritakan
dalam dialog. Ini adalah aturan yang tidak tertulis pada teater dimana banyak
sutradara dan para aktor memilih arahan di panggung sebagai saran saja.
Dialog, bagaimanapun juga, diatur baku. Dengan demikian, babak pada drama
akan menggerakkan cerita melalui dialog.
|
Film bukan hanya menceritakan apa yang akan terjadi ketika mereka tidak
berbicara, film dilukiskan dengan gambar. Hal ini membawa kita pada dialog.
|
Naskah
|
Naskah drama
cenderung untuk tetap bertahan pada sebuah adegan yang lebih lama dari sebuah
film untuk alasan tersebut.
Drama adalah
pengendali dialog. Anda akan melihat pada naskah drama, dialog sangat jauh
melebihi arahan di panggung. Format ceritanya sudah mencerminkan hal ini.
Dialog dalam drama diberikan dengan batas yang lebih luas, sementara
aksi (atau arahan panggung diberikan dengan batas yang kecil---kebalikan dari
spesifikasi naskah film).
|
naskah film
memiliki keseimbangan yang lebih besar antara dialog dan juga aksi (dan aksi
yang kadang-kadang jumlahnya benar-benar lebih banyak); ini karena film
adalam sebuah media visual. Anda akan mendapatkan kedekatan dan gambar
pemandangan yang lebar yang tidak bisa anda dapatkan di atas panggung. Dengan
demikian, naskah film menekankan pada penggambaran visual.
|
Dalam menulis naskah skenario drama
teater ataupun film, seorang penulis dituntut mampu menerjemahkan setiap
kalimat dalam naskahnya menjadi sebuah gambaran imajinasi visual yang dibatasi
oleh format pandang panggung ataupun layar bioskop atau televisi, oleh karena itu
kreativitas sangat penting dalam proses penulisan.
Kreativitas dan gagasan segar
sangat dibutuhkan selama menyusun ide cerita menjadi naskah skenariobaik
pementasan drama ataupun film. Dengan adanya kreativitas dan gagasan-gagasan
baru tersebut diharapkan akan muncul cerita-cerita film yang beragam, dan tidak
monoton.
Semakin berkembangnya dunia hiburan, kebutuhan
naskah skenario semakin besar. Bukan hanya naskah untuk film saja, namun juga
naskah skenario untuk berbagai acara televisi, termasuk iklan.
Sumber;
Kanus Besar Bahasa Indonesia 2010.
RMA.Harymawan . Dramaturgi. 1988. Rosdakarya: Jakarta.
Patz,Deborah
S.; Film Production 101: The Ultimate Guide For Film and Television Production
Management And Coordination, Michael Wiese Production.
Naratama,
2004; Menjadi Sutradara Televisi. Grasindo:Jakarta.
Fred Wibowo, 2007,teknik Produksi Program TV. Pinus;Jakarta.
Elizabeth
Lutters,2004. Kunci sukses menulis skenario. Grasindo : Jakarta.
Anton
Mabruri KN.2005. Manajemen Produksi Program Acara TV (format acara
drama).Grasindo : Jakarta.
Anton Mabruri
KN.2005. Manajemen Produksi Program Acara TV (format acara Non – drama, News
dan Sport).Grasindo : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar